Bagaimana pendapat anda tentang laman ini ?

Statistik

Minggu, 30 Desember 2012

Kita dan Teori - Teori Anda: Mana Ekspresimu ??



Sudah lama sebetulnya, ingin menulis kembali sesuai dengan apa yang ada didalam hati. Menulis tanpa beban - moral, kehormatan, penghidupan ... yang penting tulis dulu.

Balada menulis, bagi yang memang punya keinginan kuat sebetulnya akan mudah, jika sentiasa dilaksanakan dengan tanpa menumpuk idealisme yang "muluk - muluk". Bayangkan, betapa banyak coret - coretan sederhana milik anak - anak yang mungkin belum genap 10 tahun, tapi sudah menjadi favorit banyak orang, seperti puisi - puisi atau cerpen - tentu ini tidak mengesampingkan jelas bagi mereka yang menulis penuh dengan pemikiran yang matang, ketulusan rohani yang bersih, serta kesesuaian dengan realita sekitarnya membuat tulisan itu tidak seperti teralienasi dari pemirsanya.

Ada banyak memang sekian dari tipe - tipe penulisan yang bisa kita amati, atau mungkin kita bisa mulai dari melihat kecenderungan penulis yang ada saat ini dengan berbagai macam caranya dalam mengungkapkan sebuah pemikiran, ide, suara hati, bahkan kegelisahan moralitas yang ada didepannya. Misalkan, ada penulis yang sangat teoritis dalam menuangkan idenya, dengan beragam referensi ilmiah yang semata - mata - hemat kami - adalah untuk memperkuat bahwa teorema yang disampaikannya memang mempunyai landasan yang kuat, bukan menjiplak tentunya, apalagi memanipulasi seperti yang banyak terjadi saat ini - dimana dalam menulis sebuah karya ilmiah banyak mengutip tanpa menyertakan sumber. Hal ini, bisa dimaklumi mungkin karena rendahnya keinginan kita dalam mengungkapkan sesuatu secara utuh lewat tulisan. Padahal, bukankah sebuah pemikiran yang besar itu, harus dimulai dari tulisan - tulisan pendek agar tersusun secara sistematis diakhirnya.

Ada lagi, penulis yang enggan mengangkat teori yang "mapan dan besar" namun mengungkapkan sesuatu lebih berdasarkan induktif - realis dengan melihat fenomena - fenomena yang ada disekitarnya baik dijabarkan secara faktual kemudian menangkap sisi - sisi yang perlu dikomentari, dengan mengeluarkan langkah - langkah "make a solution for this problem !!!", biasanya yang menulis ini, merupakan orang yang dekat dan pro dengan entitas itu, atau justru orang yang kontra sehingga bersifat kritis dalam melihat masalah itu. Tapi terlepas dari apa tendensinya, yang punya "gaya" menulis demikian punya kepekaan sosial yang baik dalam melihat masyarakatnya - dan semoga demikian.

Yang menarik, adalah yang melihat teori - teori besar dalam sebuah praktikal - praktikal atau fenomena - fenomena dalam masyarakatnya. Teori - menurut mereka dalam pandangan kami adalah sekumpulan teks yang punya dialog - dan memang seharusnya begitu - dengan keadaan masyarakatnya. Biasanya, inilah yang didalam tradisi Islam adalah "memahami realitas/mafhum al-waaqi", atau populer dengan pribumisasi Islam. Cara berpikir demikian, adalah menjadikan sekumpulan teori itu, tidak melulu jadi diskusi berat kalangan akademisi yang hanya duduk dibangku universitas, atau lembaga - lembaga pendidikan yang kian hari menjauh dari entitas masyarakatnya. Dalam prakteknya, penulis menganggap Gus Dur, adalah orang yang menggunakan cara menulis demikian. Jika, memperhatikan tulisan - tulisannya yang umumnya selalu berangkat dari peristiwa yang ada, untuk kemudian dibaca secara teoritis - aktif sehingga menghasilkan tidak hanya solusi jangka pendek, namun sebuah penyelesaian yang jangka panjang, bahkan mendahului masanya (menurut sebagian pakar). Maka dari itu, banyak tulisan - tulisannya yang tidak selesai secara solusi pada awalnya, namun akan diselesaikan ditulisan - tulisannya lain. Bahkan, dari sinilah sebetulnya teori akan membuktikan fungsionalitas dan kecocokannya dengan peristiwa yang ada. Teori itu, akan dimatangkan dengan olahan sang penulis yang senantiasa mengkaitkelindankan dengan problematika yang muncul. Bahkan, bisa juga teori itu "tewas" oleh pesatnya fenomena dan realitas yang ada sehingga tidak mampu berkancah dalam dunia yang sesungguhnya.

Akhirnya, tulisan pendek ini hanya menginginkan satu arahan, yaitu bagaimana saya, anda dan kita ketika melihat realitas itu melakukan langkah penyeimbangan antara pesan dari teori, dan cepatnya laju realitas yang tidak seluruhnya dianggap benar, bahkan "manut" saja tanpa dikritisi. Semoga, bisa menjadi awal yang bermakna, salam

Jakarta, 30 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar